Photobucket
BLOG INI AKU BUAT SEKEDAR MENGISI HARI-HARIKU AGAR WAKTU TIDAK AKAN BERLALU BEGITU SAJA. HARAPAN SEMOGA DAPAT MEMBERIKAN MANFAAT BAGI PENGUNJUNG. BLOG TENTANG PENDIDIKAN SILAHKAN KUNJUNGI WWW.SISWAKUCERDAS.BLOGSPOT.COM

Jumat, 03 Desember 2010

Strategi Implementasi Muatan Kurikulum Tambahan di Sekolah


Sekarang ada beberapa sekolah yang diminta memberikan muatan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), Pendidikan Karakter Bangsa, Pendidikan Budi Pekerti dan sebagainya, padahal kalau kita mengacu pada muatan kurikulum sesuai standar isi adalah antara 38 sampai 42 jam pelajaran per minggu.
Banyak sekolah yang kemudian menambah jam pelajaran khusus untuk pembelajaranmya dengan demikian akan tampak bahwa struktur kurikulum menjadi lebih dari 42, apalagi dengan adanya sertifikasi guru yang mengisyaratkan kewajiban guru mengajar 24 jam perminggu maka dijumpai beberapa sekolah yang muatan kurikulumya bisa mencapai 50 jam perminggu dan ini tentu akan sangat memberatkan bagi peserta didik
Apabila kita mencermati program yang telah dikembangkan oleh Direktorat pembinaan, khususnya berkaitan dengan Bimbingan Teknis KTSP maka sebenarnya tampak jelas bahwa apapun muatan yang dipersoalkan diatas sudah cukup jelas bagaimana implementasinya dalam pembelajaran.
Analisis kontek merupakan jalan masuk bagi sekolah dan pendidik untuk kembali menyusun yang memiliki muatan-muatan diatas, demikian pula ketika mulai menyusun program penilaiannya maka penekanan aspek afektif dan psikomotorik juga dapat dikembangkan adalah hal yang tidak disarankan apabila kemudian sekolah menambah matapelajaran baru, karena bagaimanapun juga muatan-muatan diatas dapat dikembangkan melalui pengintegrasian pada mata pelajaran tertentu, melalui pendidikan ketrampilan maupun kegiatan pengembangan diri, pengembangan budaya sekolah dan pengembangan diri peserta didik
Seperti halnya pada implementasi PBKL, maka implementasi muatan kurikulum tambahan dapat juga mengikuti langkah yang dikembangkan dalam PBKL. Hal yang sebenarnya sangat masuk akal apabila kemudian menjadi sebagai bagian budaya (kultur) di sekolah maupun kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, misalnya bagaimana pembinaan prilaku budi pekerti dalam komunitas sekolah, bagaimana kemudian peserta didik menghargai Lingkungan Hidup sebagai bagian dari ekosistem dirinya, bagaimana aspek paduan teknologi dan budaya menjadi bagian dari proses pengembangan diri.
Sekali lagi, apabila kemudian berkembang wacana-wacana penambahan muatan kurikulum, maka sebenarnya dengan pengembangan yang sudah dilakukan selama ini dapat menjangkaunya. Kita perlu kembali menengok kembali tentang bagaimana analisis kontek itu harus dilakukan dengan benar dan tentunya mulai menyentuk terhadap aspek-aspek yang saat ini mulai berkembang.

0 komentar:

Posting Komentar